Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Suratno : Butuh Eksyen yang lebih Hebat, Agar Pamelo Magetan Mandunia


Magetanlawutv.com – Festival Pamelo Magetan 2025 yang digelar Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Magetan di Kebun Buah Srogo, Selasa (15/4) pagi, jadi ajang penguatan sektor perkebunan daerah.

Ketua DPRD Magetan, Suratno beserta Rita  turut hadir dan menyatakan dukungannya terhadap para petani jeruk pamelo—buah unggulan khas Bumi Mageti.

Dalam festival tersebut, Kang Ratno—sapaan akrabnya—berinteraksi langsung dengan para petani jeruk, menyicipi berbagai jenis pamelo seperti jeruk nyonya, bali, hingga varietas baru yang disebut “sayutan”.

“Produksi unggulan kita di sektor perkebunan itu jeruk. Tadi ada jeruk sabda-sabda nyonya, bali, ada yang terbaru lagi sayutan. Tinggal nanti bagaimana kolaborasi pemerintah daerah mengangkat kembali melalui inovasi market,” ujarnya.

Salah satu isu krusial yang mencuat dalam diskusi antara petani dan DPRD adalah harga jeruk pamelo yang kerap anjlok usai panen raya.

Suratno menyoroti perlunya kolaborasi antara dinas terkait, petani, dan Komisi B DPRD Magetan guna menciptakan inovasi dalam kemasan dan distribusi.

“Banyak keluhan, seperti serangan lalat buah dan minimnya alat pembungkus. Dulu kami pernah anggarkan bantuan untuk pembungkus buah, tapi perlu ditingkatkan lagi,” katanya.

Menurutnya, keterlibatan aktif dari komisi yang membidangi sektor pertanian sangat penting, termasuk dalam hal pendanaan, penguatan infrastruktur, dan penyuluhan teknis di lapangan.

Petani pamelo sempat menghadapi dampak serius dari kemarau panjang beberapa waktu lalu. Namun, mereka tetap bertahan dan mempertahankan produktivitas.

Suratno menyampaikan apresiasinya kepada para petani yang terus berjuang menjaga jeruk pamelo sebagai ikon kebanggaan Kabupaten Magetan.

“Alhamdulillah jeruk pamelo masih bertahan, padahal kemarin banyak tanaman yang mati karena kekeringan. Ini buah kebanggaan kita. Tinggal bagaimana kita semua mendorong agar penyerapan pasar maksimal dan petani tidak merugi,” ucapnya.

Ke depan, Suratno berharap ada sinergi lintas sektor untuk mengembangkan produk turunan dari jeruk pamelo.

Ia juga melempar wacana integrasi program makan siang bergizi dengan hasil panen lokal, seperti jeruk pamelo, agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.

“Contohnya program makan siang gratis saat panen raya. Bisa masuk ke dalam program makan siang bergizi, supaya petani tidak rugi saat harga panen turun,” imbuhnya.

DPRD Magetan berkomitmen untuk terus hadir di tengah petani, mendengar keluh kesah mereka, dan merumuskan solusi bersama. Festival ini pun menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa pamelo bukan sekadar buah, tapi bagian dari identitas dan masa depan Magetan. 

Sumber :PK


Posting Komentar

0 Komentar