Magetan - Kasus kematian sapi karena terkena PMK mulai muncul kembali, ada pengaduan dan laporan yang diterima Riyono selaku komisi 4 DPR yang membidangi urusan peternakan. Peternak mengeluhkan sapinya tiba - tiba sakit gak makan dan ada luka di kukunya, besoknya sudah semakin lemah dan banyak yang mati.
“Kado akhir tahun 2024 yang kurang mengenakan buat peternak, PMK banyak menyerang kembali ke peternak dan mengakibatkan kematian sapi dengan kerugian yang tidak sedikit” papar Riyono.
Di Desa Kedung Guwo, Kec Sukomoro data yang terhimpun dari berbagai sumber menyebutkan ada lebih 30 ekor sapi mati terkena PMK dengan kerugian ratusan juta rupiah. Bahkan ada kisaran 60 ekor sapi sakit terkena PMK. Dinas dan DPRD sedang melakukan mitigasi serta penanganan cepat agar tidak merebak luas ke wilayah lain.
Riyono juga terjun langsung ke kec Plaosan melihat kampung susu, tenryata banyak sapi perah juga yang terkena PMK.
Menurut Riyono dampak PMK ini cukup berat bagi peternak kecil, sapi sebagai rojo koyo atau tabungan untuk rakyat kecil hilang seketika karena serangan PMK. Pasti akan membuat peternak kecil rugi serta tabungan bagi pendidikan anak - anaknya hilang.
“Saya meminta Kementan dan Dinas peternakan Propinsi Kabupaten bergerak cepat melakukan pencegahan dengan vaksinasi massal serta mendata peternak yang sapinya mati dan saya berharap bisa mendapatkan ganti rugi dari APBN” tambah Riyono putra asil magetan itu.
Percepatan vaksinasi dan mitigasi perluasan penyebaran PMK harus segera dilakukan, jangan sampai terus meluas. Jatim sebagai sentra ternak nasional harus dijaga, jangan sampai terjadi devisit daging dengan banyaknya kematian ternak akibat PMK.
“Saya mengajak peternak dan juga pemda terus bergerak menanggulangi PMK, jangan menunggu kerugian peternak semakin besar. Banyak pasar ternak yang mulai sepi, ini bukti PMK sudah menjadi ancaman yang harus kita siap mengatasinya” tutup Riyono.
Sumber : Team Kang Ri
0 Komentar