Dukungan ini datang dari komunitas Kadang Kasepuhan/Kapitayan, kelompok spiritual yang memegang peran penting dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat.
Restu ini diberikan melalui proses panjang yang melibatkan serangkaian ritual spiritual, seperti salat istikharah, semedi, dan mahening.
Para tokoh kasepuhan yang tergabung dalam komunitas ini, termasuk dari aliran Sapto Darmo, Ilmu Sejati, Kasedan Jati, hingga Pesanggrahan Pecak Tondo, menjalani ritual tersebut untuk mencari petunjuk ilahi mengenai sosok pemimpin yang layak memimpin Magetan ke depan.
Salah seorang tokoh kasepuhan, yang dikenal dengan panggilan Mas Ndawid, menjelaskan bahwa proses istikharah dan semedi dilakukan secara khusyuk dan mendalam.
"Kami memohon petunjuk melalui salat istikharah dan semedi, mencari jawaban dari Sang Pencipta tentang siapa pemimpin yang terbaik untuk Magetan. Petunjuk yang kami terima mengarah pada pasangan Sujatno-Ida Yuhana Ulfa," ungkapnya.
Dalam tradisi spiritual Jawa, restu yang diberikan oleh para tokoh kasepuhan ini bukan hanya sekadar bentuk dukungan politis. Mereka meyakini bahwa hasil dari ritual ini merupakan bentuk komunikasi dengan kekuatan ilahi yang mengarahkan mereka pada keputusan yang bijak dan harmonis bagi seluruh masyarakat Magetan.
Dengan restu ini, pasangan Sujatno-Ida Yuhana Ulfa dianggap sebagai pilihan yang tepat untuk membawa kesejahteraan dan ketentraman di masa depan.
Para tokoh kasepuhan ini juga berharap bahwa hasil pilkada nanti tidak hanya membawa perubahan positif, tetapi juga berlangsung damai dan penuh rasa persaudaraan di antara masyarakat, meskipun berbeda pilihan.
Bagi mereka, dukungan yang didasarkan pada istikharah dan semedi ini adalah cara untuk menjaga agar Pilkada Magetan berjalan tanpa gesekan, sejalan dengan nilai gotong royong dan kedamaian yang mereka junjung tinggi.
0 Komentar