Surabaya,– Pengamat politik Jawa Timur, Bambang Ashraf, yang juga Ketua KSPSI Institute dan mantan Gubernur LIRA Jawa Timur, menyatakan bahwa hasil survei terbaru dari Indo Survey & Consulting (ISC) mengenai Pilgub Jatim menggarisbawahi persaingan ketat di antara tiga pasangan calon. Menurut survei ini, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim memimpin dengan elektabilitas 31,1%, diikuti Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan 30,8%, dan Tri Rismaharini-Gus Hans dengan 25,5%.( 2/11/2024)
Ashraf menyoroti bahwa persaingan sengit ini merupakan peluang bagi masing-masing kandidat untuk lebih memperjelas komitmen mereka terhadap isu perlindungan hak pekerja di tengah era teknologi 5.0. "Transformasi digital memberikan tantangan besar bagi tenaga kerja, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi," jelas Ashraf. Ia menekankan bahwa calon gubernur yang memiliki visi progresif akan mampu menciptakan kebijakan yang mengintegrasikan teknologi dan perlindungan sosial bagi pekerja.
Ashraf menjelaskan bahwa Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi tanpa mengabaikan kesejahteraan sosial. Menurutnya, program pelatihan digital, jaminan sosial, serta pemberdayaan ekonomi kreatif harus menjadi prioritas dalam kampanye masing-masing kandidat. "Era teknologi ini seharusnya tidak menakutkan, tetapi justru menjadi peluang untuk memberdayakan pekerja melalui peningkatan keterampilan digital dan dukungan sosial yang kuat," tambahnya.
Sebagai Ketua KSPSI Institute, Ashraf menegaskan bahwa pihaknya akan memantau komitmen nyata dari para kandidat dalam isu ketenagakerjaan ini. Ia mengajak para calon gubernur untuk berdialog dengan para pemangku kepentingan ketenagakerjaan, termasuk serikat pekerja, guna merumuskan kebijakan yang benar-benar pro-pekerja.
"Dengan persaingan yang begitu ketat, kandidat yang paling memahami dan memperjuangkan kesejahteraan pekerja di tengah perubahan teknologi akan mendapatkan dukungan yang signifikan dari masyarakat. Masyarakat Jawa Timur tentu menginginkan pemimpin yang tidak hanya berbicara soal inovasi, tetapi juga soal keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan," ujar Ashraf.
Sebagai penutup, Ashraf berharap agar Pilgub Jatim kali ini mampu menghasilkan pemimpin yang berkomitmen penuh terhadap hak-hak pekerja di era teknologi. "Pekerja adalah aset utama pembangunan Jawa Timur, dan mereka membutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang jelas untuk masa depan mereka," tutupnya.
0 Komentar