Para pedagang menyampaikan harapan besar agar pasar induk tersebut segera mendapatkan perhatian dan renovasi, mengingat kondisinya yang telah memprihatinkan selama lebih dari 40 tahun.
Ketua Komunitas Pedagang Pasar Sayur Magetan (KP2SM), Gunadi, mengungkapkan bahwa pasar yang telah beroperasi lama ini belum pernah mengalami renovasi fisik secara menyeluruh.
"Selama kurun 40 tahun ini, hanya renovasi kecil yang dilakukan. Bahkan setelah kebakaran pada tahun 2016, hanya pada atap dan tembok yang perlu dibenahi," jelas Gunadi.
Dia menekankan bahwa Pasar Sayur Magetan merupakan penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Magetan dibanding dengan pasar lainnya. Namun, kondisi fisiknya kini sangat memprihatinkan.
"Saat hujan, jalanan menjadi becek, dan sanitasi pembuangan air tidak bisa maksimal. Kami sudah berulang kali menyampaikan ini kepada pihak terkait, dan sudah dianggarkan di angka kurang lebih Rp 243 milyar," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Khofifah berjanji akan memperjuangkan renovasi Pasar Sayur Magetan di tingkat pusat jika terpilih sebagai gubernur.
“Infrastruktur pasar ini memang harus direnovasi, dan anggarannya lebih dari Rp 100 miliar rupiah. Kalau di bawah Rp 20 miliar, provinsi mungkin masih bisa membantu, tapi untuk proyek sebesar ini harus mendapat dukungan dari pusat,” jelas Khofifah.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan konektivitas antar pasar induk untuk memperkuat daya saing pedagang dan petani di Magetan.
“Jika konektivitas antara pasar induk di berbagai daerah bisa diperkuat, nilai tambah bagi pedagang dan petani akan meningkat. Magetan adalah sentra sayuran, dan ini harus kita manfaatkan dengan lebih maksimal,” tambahnya.
Dengan janji Khofifah untuk memperjuangkan renovasi ini, para pedagang Pasar Sayur Magetan berharap bahwa pasar mereka bisa segera mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah pusat, sehingga ekonomi lokal bisa terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Magetan.
0 Komentar