Mantan Ketua Kloter 17 Sub Amil Wahib mengatakan, Soekati sempat mengeluhkan sesak napas paru-paru karena memiliki riwayat gagal jantung dan paru-paru. Ketika puncak ibadah haji Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina), warga Jalan Banda itu masih bisa melakukannya sendiri.
"Namun pada saat ibadah lempar jumrah, Soekati diba'dalkan oleh pendampingnya, H. Surojo," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (2/7).
Selang 5 hari dari Armuzna, kondisi tubuh Soekarti drop sampai tiga hari. Selanjutnya, pada Selasa (25/6) dirujuk ke Rumah Sakit An-Nur Makkah.
"Setelah itu, Hj. Soekati kembali dirujuk ke Rumah Sakit SNH karena dokter tidak bisa menangani, ditambah peralatan kurang memadai di Rumah Sakit An-Nur Makkah," jelas Amil.
Setelah sepekan di rawat di rumah sakit, Soekati dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah pun langsung diproses perawatan dan disalatkan di Masjidil Haram, Mekkah. Kemudian, jenazah dimakamkan di Pemakaman Syaraya, Mekkah.
"Rencana besok (hari ini, red) Kementerian Agama (Kemenag) Kantor Kota Madiun bersama kloter 17 pukul 10 ke rumah duka Jalan Banda Madiun," tandasnya. (*)
0 Komentar