Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Sebagai Rasa Syukur, Warga Desa Bediwetan Adakan Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana.


Wasito ( Pemangku Wilayah Pemerintahan Desa Bediwetan ), Kecamatan Bangkal, Kabupaten Ponorogo, saat memimpin prosesi Napak Tilas  Sejarah Amurwa Bawana.

Ponorogo ll lawutv.com– Ratusan orang dengan berpakaian adat Ponoragan, nampak sakral dan penuh khidmat untuk  mengikuti rangkaian kegiatan Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo Jatim, Kamis (25/7/2024) malam bertepatan 19 Sura Je 1958, Wuku Landep, Windu Sancaya. 

Sebelum Prosesi Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana ini, Wasito sebagai Kepala Desa Bediwetan memberikan keterangan bahwa acara ini nanti dimulai dengan do'a bersama di Masjid Al-Jabbar Dusun Simo, Desa Bediwetan yang dipimpin oleh tokoh agama Islam Dusun Simo. Dilanjutkan dengan penyerahan damar panyuluh dari ulama Dukuh Simo kepada Wasito Kepala Desa Bediwetan. Wasito, usai mendapatkan damar panyuluh, kemudian menyalakan 7 obor untuk dikirab keliling desa. “Selanjutnya Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan dimulai mengelilingi desa dan sepanjang jalan yang di lalui lampu penerangan jalan desa di matikan  menjadi gelap gulita, hanya nampak iring- iringan obor berjalan.” ujar Wasito.

Menurut budayawan Ponorogo, KRAT Gandaning Puspita, " Adanya obor 7, merupakan sarana permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Desa Bediwetan selalu diberikan pepadhang atau pencerahan sekaligus pitulungan atau pertolongan dalam segala hal sehingga mendapat kemuliaan dan keberkahan hidup," jelas budayawan yang sering disapa Mbah Gondo.

”Dalam acara ini dilantunkan tembang Sesinggahan atau singgah-singgah kala singgah yang dibawakan oleh Mak Dhe Kusdian dari sanggar seni HOR ( Hangudi Obahing Rasa ), adalah suatu wujud doa agar masyarakat Bediwetan dijauhkan dari segala marabahaya dan gangguan atau sebagai ikhtiar untuk menolak balak yang datang dari segala penjuru," ungkap budayawan muda, RT. Masrofiqi Kusumawicitra.

Pemberangkatan di mulai dari Masjid Al Jabbar, Dusun Simo, seluruh bregada atau peserta Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan menuju punden-punden dan Dusun-dusun dan yang terakhir di Dusun Krajan.

“Pasukan atau bregada yang mengikuti Napak Tilas Sejarah, sejumlah tujuh pasukan yang di pimpin Eko (sebagai Senopati ) di acara ini. Rombongan Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan kemudian berdoa bersama mengelilingi desa dan berhenti di setiap punden dan makam untuk mendoakan leluhur yang babad desa itu. Seperti di Dusun Warung, Makam Mbah Soprojo atau Reksoprojo, Mbah Sojiwo atau Sowongso dan Mbah Babad atau Mbah Podrono serta doa terakhir di Balai Desa Bediwetan.

Acara diakhiri dengan kenduri bersama lengkap dengan buceng panggang dan sajen jangkep di Balai Desa Bediwetan. “Kegiatan ini selain mengenang dan mendoakan para leluhur yang babad desa Bediwetan juga sebagai ungkapan rasa syukur atas keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa,” paparnya.
Para peserta Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan berasal dari sesepuh desa, perangkat desa, BPD, LPMD, pengurus RT/RW, tokoh masyarakat serta tokoh agama maupun karang taruna dari Dusun Krajan, Dusun Simo dan Dusun Warung.
Sedangkan Jaeno selaku Sekdes Bediwetan mengaku senang bersyukur atas suksesnya acara Napak Tilas Sejarah Amurwa Bawana Desa Bediwetan tahun 2024 ini. “Alhamdulillah seluruh rangkain acara malam ini berjalan dengan lancar, aman dan sukses. Terimakasih atas dukungan semua elemen baik dari teman teman budayawan dan masyarakat yang ada di Desa Bediwetan,” jelas Jaeno.
Reporter:  Kus_Reog.

Posting Komentar

0 Komentar